infogeh.co, Kalimantan Timur – Video seekor buaya yang mengantar jasad balita berusia 4 tahun di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, viral di media sosial. Balita tersebut adalah Muhammad Ziyas Wijaya yang meninggal dunia setelah tenggelam dua hari dikabarkan hilang karena tenggelam, dan baru ditemukan pada Jumat (20/1) lalu.
Dalam video yang beredar, terlihat seekor buaya berukuran besar membawa jasad balita tersebut ke tepi sungai dalam kondisi tubuh utuh. Setelah sampai di tepi sungai, buaya melepaskan jasad tersebut lalu menghilang.
Pakar Reptil yang merupakan Dosen Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM, Donan Satria Yudha, menjelaskan bahwa perilaku buaya yang mengantar jasad secara utuh ke pinggiran sungai disebabkan karena kemungkinan besar buaya tersebut sudah kenyang.
“Jika diasosiasikan dengan video tersebut, kemungkinan besar si buaya itu sudah kenyang, tidak dalam kondisi lapar, terus ada yang mengambang di perairan, dia sentuh-sentuh dengan ujung moncongnya, asumsi saya cenderung penasaran,” kata Donan Satria Yudha saat dihubungi, Sabtu (21/1).
Donan juga menjelaskan, jika buaya sudah dalam keadaan kenyang, hewan ini membutuhkan waktu tiga sampai empat hari, bahkan sampai satu minggu untuk mencerna makanan karena memiliki metabolisme yang lambat. Artinya, buaya bisa tahan untuk tidak makan selama satu minggu.
Dalam kondisi normal, perilaku buaya di alam liar menurutnya cenderung menyukai mangsa yang bergerak. Hanya dalam kondisi tertentu saja, misalnya saat dia sangat lapar, dia mau memakan mayat.
“Perilaku buaya itu tidak suka memakan karkas atau mayat, dia lebih suka makan mangsa yang masih hidup atau bergerak, kecuali memang dia sangat lapar,” kata dia.
Dalam kasus di Kutai Kartanegara, buaya yang membawa jasad balita itu sebenarnya bukan sedang mengantarnya ke daratan. Namun, buaya itu akan membawa jasad balita itu ke dekat sarangnya untuk disembunyikan. Sebab, jika disimpan di tengah sungai, dia akan sulit untuk mencarinya jika akan memangsanya.
“Jadi dia sebenarnya akan bawa jasad itu ke sarangnya, jadi ketika lapar nyarinya gampang. Secara alami dia mau menyembunyikan ke dekat areanya,” kata Donan Satria Yudha.
Berita ini telah lebih dulu diterbitkan di halaman resmi Kumparan.com