Infogeh.co, Tulang Bawang – Kemajuan zaman dan semakin berkembangnya teknologi setelah masa revolusi tentu banyak berdampak dalam kehidupan masyarakat di dalam berbagai aspek, adat budaya serta kebiasaan-kebiasaan pada zaman dahulu yang mengandung nilai-nilai penting di dalamnya, jika tidak di rawat dan di jaga serta di lestarikan, maka tidak menutup kemungkinan adat budaya tersebut bisa mengalami kepunahan.
Menyadari hal tersebut, Komunitas Seni Budaya Menggala ( KSBM ), Kabupaten Tulang Bawang, yang merupakan persatuan Bujang Gadis Menggala dan beberapa mentor di dalamnya bertekad untuk menghidupkan kembali, tradisi adat budaya peninggalan leluhur pada zaman dulu.
Hal demikian di mulai pada prosesi pepung Muli Mekhanai Menggala, serta di lanjutkan dengan kegiatan pertama dari komunitas ini Nyubuk Majew, Cuwa badan Muli Mekhanai, Canang Kepalou Mekhanai dan jaga damar atau puter selendang.
Dalam kegiatan puter selendang yang di hadiri ratusan Muli Mekhanai dari Kecamatan Menggala dan Menggala Timur, dan Kader Muda “Generasi Muda Mathlaul Anwar, Ketua GEMA-Mathlaul Anwar Tulang Bawang Ikut Serta Meramaikan Acara. Minggu Malam, (10/6/2023).
Kegiata tersebut mendapat atusias dan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Menggala khususnya, hal ini tentu menjadi hiburan dan sekaligus mengenang masa-masa dulu jauh sebelum majunya teknologi.
Melihat atusias yang luar biasa dari masyarakat dan semangat yang luar biasa dari Muli Mekhanai Menggala untuk terus merawat dan melestarikan budaya dan istiadat tersebut, tentu atas nama Muli Mekhanai Menggala mengajak seluruh lampisan masyarakat, stakeholder terkait untuk kembali menggiatkan budaya yang hampir punah sehingga bisa menjadi warisan di zaman anak cucu kita nanti.
Seni budaya, adat istiadat serta kearifan lokal di Menggala, pada umumnya dan Lampung pada khususnya sangat tinggi. Sedari itulah setiap generasi penerus harus mampu menjaga pelestariannya.
“Kita harus berkomitmen dalam menjaga harkat dan martabat kebudayaan asli daerah. Apalagi tradisi itu berasal dari nenek moyang suku Lampung,” kata Salah Satu Peserta Acara Jaga Damar Menggalou Juzaid Hudans Alhafizy (Kepalou Menganai Tiuh Tangsei).
Menurutnya pelestarian tradisi leluhur agar tidak hilang ditelan oleh jaman, bukan hanya menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah, namun semua elemen masyarakat.
“Terlebih generasi muda, harus mengambil peran dalam melestarikan seni budaya dan kearifan lokal, demi menjaga harkat dan martabat daerah,” ucapnya.
Tidak bisa dipungkiri sambung dia, seni budaya, adat istiadat serta kearifan lokal masyarakat Menggalou sangat kaya ragamnya, sehingga harus dijaga secara turun temurun.
“Saat Malam Jaga Damar Menggalou yang dilaksanakan Minggu Malam KSBM (Komunitas Seni Budaya Menggala) mengadakan acara Miah Damaw puter selendang disalah satu saihibul hajat pesta didaerah menggala. Nah, ini bagian dari cara mengenalkan dan melestarikaan seni budaya,” ujarnya.
“Ingat, budaya leluhur merupakan jati diri. Untuk melestarikannya tidaklah sulit, asalkan ada komitmen di dalamnya,” tutup juzaid.
Kegiatan positif tersebut juga akan terus di laksanakan secara rutin oleh Komunitas Seni Budaya Menggala. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari kegiatan tersebut bisa terwujud yaitu Menggala Berahlak Berbudaya.