infogeh.co, Internasional – Sedikitnya 25 orang tewas dan hampir 50 lainnya terjebak ratusan meter di bawah tanah akibat ledakan metana di sebuah tambang batu bara di Kota Amasra, Provinsi Batin, Turki pada Jumat (14/10).
Amasra adalah kota pertambangan batu bara kecil di pantai Laut Hitam. Puluhan penambang kini masih terperangkap di dua area terpisah antara 300 dan 350 meter di bawah tanah. Tim penyelamat terlihat putus asa mencari tanda-tanda kehidupan pada Sabtu (15/10).
Gubernur setempat menjelaskan, tim yang terdiri lebih dari 70 petugas penyelamat berhasil mencapai titik kecelakaan sekitar 250 meter di bawah tanah. Tetapi, otoritas tidak merinci apakah petugas dapat mendekati lokasi para pekerja yang terperangkap.
Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, mengabarkan bahwa sebelas orang berhasil diselamatkan. Mereka sedang menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit. Wali Kota Amasra, Recai Cakir, mengungkap bahwa banyak korban selamat menderita luka serius.
“Kami menghadapi situasi yang benar-benar disesalkan,” ujar Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, dikutip dari AFP, Sabtu (15/10).
“Secara keseluruhan, 110 saudara kami sedang bekerja [saat kecelakaan]. Beberapa dari mereka keluar sendiri, dan beberapa diselamatkan,” lanjut dia.
Ini merupakan salah satu kecelakaan industri paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, lantas akan membatalkan semua agendanya untuk terbang ke lokasi kecelakaan tersebut pada Sabtu (15/10).
“Harapan kami adalah bahwa korban jiwa tidak akan bertambah lagi, penambang kami akan ditemukan hidup-hidup,” cuit Erdogan.
“Semua upaya kami diarahkan ke sini,” tambah dia.
Ledakan terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam. Sehingga, upaya penyelamatan terhambat oleh kegelapan. Serikat pekerja pertambangan Maden Is mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana. Tetapi, pejabat lain belum bisa menarik kesimpulan pasti.
Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) meyakini, percikan awal ledakan berasal dari malfungsi transformator. Namun, pihaknya kemudian menarik laporan mereka. AFAD mengatakan, gas metana menyala karena alasan yang tak diketahui.
Kantor kejaksaan setempat akan mengusut insiden tersebut sebagai kecelakaan dan meluncurkan penyelidikan formal. Sementara itu, tim penyelamat berusaha mengirimkan bala bantuan dari desa-desa sekitar untuk segera menyelamatkan penambang yang terperangkap.
Berita ini telah elbih dulu diterbitkan di halaman resmi Kumparan.com