infogeh.co, Lampung – Dalam setiap perhelatan pilkada khususnya pilgub di Provinsi Lampung, menjelang ditutupnya pendaftaran di KPU, biasanya ada saja kejutan yang terjadi.
Dari mulai bakal calon yang tadinya terlihat mantap sebagai nomor satu tiba-tiba di ujung mengalah dan mau menjadi wakil dari kandidat yang lebih berpeluang bisa menang.
Ada juga yang semula tak terlihat memasang gambar atau menyatakan ingin maju dalam kontestasi, ternyata pada akhirnya di gandeng oleh salah satu bakal calon untuk mendampinginya sebagai wakil.
Yang unik, di awal terkesan santai, mengatur ritme, bergerak sekedarnya. Namun ketika sudah dinyatakan sah sebagai pasangan calon, kandidat ini langsung tancap gas, tabur atribut dan sembako merata kesemua desa kelurahan yang ada, bahkan bisa jadi alat peraga berikut lampirannya masuk ke jutaan rumah warga yang terdapat di provinsi Lampung.
Begitulah beberapa contoh hal yang sering terjadi di pilkada kita. Menurut saya karena sudah lazim terjadi, harusnya tidak lagi masuk dalam kategori kejutan, mungkin lebih pas dikatakan sebagai kebiasaan yang berulang.
Sebenarnya bila mau melihat kejutan yang mampu memberikan dampak positif, khususnya bagi calon pemilih, kenapa tidak dalam pilkada kali ini dan tentunya pilkada kedepan, para kandidat, pihak penyelenggara dan stakeholder lainnya berani melakukan trobosan yang menjadi pembeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya.
Terhitung dari 2 Juli hingga masa tenang pencoblosan, masih ada kurang lebih 130 hari efektif yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai tahapan serta program yang berbobot dan edukatif sehingga mampu menjadikan pilkada kita lebih berkualitas, khusunya dalam menyajikan para kandidat yang relevan dan ideal.
Kejutan ini bisa dimulai dengan melakukan parade atau kontestasi isi kepala para bakal calon kepada stakeholder yang ada.
Sering saya ungkapkan diberbagai kesempatan dan tulisan, dalam dua bulan kedelapan, jelang pendaftaran calon ke KPU, akan lebih produktif bila setiap pekan diadakan bedah pikiran para kandidat di mimbar-mimbar kampus, media dan berbagai komunitas yang ada.
Karena nantinya, kandidat yang menang akan menentukan arah kebijakan provinsi ini, paling tidak dalam lima tahun kedepan, tentu semakin kita tahu pikiran serta program yang ditawarkan oleh para kandidat yang ada, alat ukur serta referensi kita dalam menentukan pilihan nantinya lebih didominasi oleh faktor objektifitas, bukan yang lainnya.
Lebih paten lagi, setelah nantinya sah ditetapkan KPU sebagai calon, diadakan kembali parade, mengajak para kandidat berkeliling, bertemu dan berdialog dengan para kepala desa, pelaku usaha dan penggerak masyarakat yang ada di provinsi ini.
Forum ini harus dilakukan karena sebagai salah satu upaya untuk “men challenge” mental dan kemampuan para kandidat dalam menjawab berbagai pertanyaan dan tantangan yang ada.
Bagaimanapun, dengan potensi serta segala dinamikanya, provinsi Lampung kedepan membutuhkan sosok pemimpin yang punya nyali dan visioner, detail dan bijaksana, berintegritas serta punya kemampuan dalam menyelesaikan berbagai hal yang pastinya semakin kompleks di depan sana.
“Come on”, kejutan ini harus dimulai sekarang. In Syaa Allah masih ada waktu.
Oleh: Imron Rosadi