infogeh.co, Bandar Lampung – Harga pakan ayam petelur yang terus melonjak naik membuat para peternak ayam di Lampung menjerit. Para peternak meminta Pemerintah Provinsi Lampung untuk bergerak cepat mengambil solusi konkret menekan harga pakan ayam.
Koordinator Kelompok Peternak Ayam Petelur Sejahtera Mandiri Lampung, Yoce H Sadok mengatakan solusi dari Pemerintah Provinsi Lampung diminta untuk berkelompok dan berkoperasi. Saat ini yang tergabung dikelompoknya ada 140 peternak.
“Kami berharap, pemerintah memperhatikan kami kelompok peternak kecil. Pemerintah juga bisa menekan harga-harga,” katanya melalui telepon, Jumat, 11 Maret 2022
Yoce menceritakan di Ketat Sejahtera Mandiri Lampung sudah ada 40 lebih peternak yang bangkrut. Kendala utamanya ada di harga pakan yang terus melambung saat ini harga pakan Rp345 ribu – Rp370 ribu/sak sebelumnya di angka Rp200 ribu/sak.
“Bila peternak mempunyai 500 ekor, dalam seminggu minimal membutuhkan 7 sak pakan. Bila harga telur Rp20 ribu/kg, untuk 1 petinya cuma dapet Rp300 ribu artinya peternak nombok Rp45 ribu – Rp70 ribu,” ujar dia.
Yoce mengatakan Pemerintah Provinsi Lampung segera mengambil langkah cepat, apalagi menjelang ramadan dan idulfitri, masyarakat membutuhkan ayam potong dan telur ayam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, pemerintah harus dapat menstabilkan harga telur yang seimbang dengan biaya pakan sehingga peternak kecil dapat berkontribusi. Iapun meminta pemerintah agar memberikan solusi atau bantuan kepada para peternak layer yang dibawah kapasitas 5000 kebawah. Kemudian meminta pemerintah untuk dapat memberikan bantuan UMKM kepada peternak yang saat ini dalam keadaan terpuruk.
“Kami berharap dalam waktu dekat ini, Pemprov bisa segera menurunkan harga pakan. Harga telur dari kandang stabilnya di angka Rp21 ribu – Rp22 ribu/kg agar bisa menutupi biaya produksi. Jangan sampai harga telur berfluktuasi naik turun, kami peternak yang stres,” katanya
Peternak Ayam, Kasmani mengatakan peternak ayam di Natar sudah banyak yang tutup dan kandangnya tinggal cerita saja. Para peternak terpuruk sudah tidak bisa bertahan menjalankan usahanya. Dalam sehari bisa produksi sekitar 3.000 kg telur. Tetapi mau gimana, harga pakan terus melambung tinggi.
“Di Natar 30-40 peternak kecil, sebentar lagi akan mati. Karena tatanan usahanya rusak,” ujar Kasmani.
Sementara Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi mendorong agar peternak ayam petelur bisa tergabung didalam koperasi untuk permudah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia juga memastikan jika ada peternak yang ingin bergabung dalam koperasi, pastikan koperasi memenuhi syarat.
“Dalam jangka waktu kurang lebih dua minggu akan mengatur permasalahan harga akan naik. Kita cari bagaimana agar ada solusi dan mengkoordinasi semua organisasi sehingga bisa lebih efisien untuk usaha,” katanya.
Berita ini telah lebih dulu diterbitkan di halaman resmi Lampost.co